Era Tinggal di Jakarta (2017- ...)

Persiapan Ikut Seleksi CPNS Kemenkumham


Orang bilang, harus bisa maafin. Meski kita pernah disakitin. Karena, saat kita tetap berbuat baik sama orang yang menyakiti kita, Allah bisa membalikkan keadaan, bisa jadi pada akhirnya mereka menyukai kita.

Fine, Agustus tinggal satu hari lagi, Agustus adalah Bulan dimana pendaftaran CPNS buat Kemenkumham dibuka. Udah beberapa kali buka selebaran informasi tentang lowongan CPNS disana dan insya Allah saya akan membidik posisi sebagai Analis Keimigrasian Pertama.

Apa sih kerjaannya? Dari hasil browsing, dapat info lah kita bahwa posisi itu bekerja di kantor imigrasi, entah… mungkin petugas imigrasi biasa?

Saya bekerja disana, andai di terima bukan karena saya pintar. Bahkan saya melamar pun, bukan berarti karena saya kompeten. Ini semua sudah jalan-Nya Allah SWT. Tiap tahun, saya akan terus mencoba melamar jadi CPNS selama mendapat lowongan dan informasinya. Setidaknya sampai usia 33 tahun. Usia terakhir diperbolehkannya lulusan S1 melamar jadi CPNS.

Entah  ini sebagai salah satu jejak pragmatisme saya lagi? atau ya… membahagiakan orang tua. Bapak begitu ingin saya jadi PNS, jadi PNS semoga menjadikan beliau bangga, bahagia, cinta sama saya dan semoga itu mendatangkan Ridho-Nya Allah SWT. Keduanya, ini adalah cara — disamping jadi entrepreneurship — dimana saya bisa hidup berkecukupan kembali di kampung halaman. Sebuah strategi sederhana untuk pulang.

Lagipula, mulai mikir-mikir lagi buat jadi wirausahawan. Yang berarti dagang, dimana dagang kadang begitu menggoda buat menipu, berbohong, berhutang. Hmm… Lagipula, paling buka warung, warnet, atu paling besar buka grosir atau toko bangunan.

Memang kenapa harus pulang?

1, pendidikan yang lebih baik, logikanya di kampung halaman, saya rasa keluarga sudah teruji dalam pendidikannya yang jauh dari salah pergaulan dan lebih disiplin dalam beribadah. Semoga, itu bisa menular ke anak saya dan menjadi lapisan pelindung saat saya tidak bisa memberikan teladan yang sempurna bagi anak, keluarga saya semoga menjadi figur lain yang lebih baik dan akan dikenang dan diikuti anak saya.

2. Happiness Parents, Seperti udah dibilang diatas. Family first, Allah Ridho jika orang tua ridho. Dan salah satu caranya adalah bisa berbakti lebih baik di hari tua mereka. Lebih sabar menghadapi mereka dan yah lebih sering bertemu mereka di dunia. Agar kita bisa saling nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran, semoga.

3. Lingkungan, kesehatan & udara. Udara dingin, bersih dan tempat tinggal yang masih asri.

4. Pergaulan yang masih terjaga, insya Allah.

Tak banyak rencana setelah tinggal di kampung halaman, setelah melanjutkan kehidupan sebagai ayah dan anak, mungkin memiliki pesantren di hari tua. Sebuah cita-cita yang ternyata tidak sederhana.

Usia saya udah mau 28 tahun, 2 bulan lagi. Usia dimana AA Gym mulai mendirikan DT di tahun 90. Buat saya, ini sudah saaatnya saya berhenti dari hal yang sia-sia : Nonton film, dengerin musik, belajar hal yang ga jelas, menggemari orang yang salah, terlalu berfoya-foya dengan waktu, mengunjungi tempat-tempat tanpa faidah. Semuanya udah harus ditinggalkan dan fokus pada 1 tujuan : Ridho Allah & bermanfaat buat makhluk. Seperti yang selalu dinasehatkan AA Gym, guru saya, andai saya pun di akui murid oleh beliau.

Entah berapa tahun lagi usia, beberapa teman dan orang seusia saya sudah meninggal seperti yang pernah diceritakan. Apa cita-cita ini akan tercapai atau tidak, entah. Setidaknya, harapan ini semoga mengubah saya untuk jadi orang yang lebih baik dan lebih bermanfaat daripada saya sekarang. Niat first lah. Selain niat mati sebagai syuhada pastinya.

Kembali ke soal CPNS. Ya, begitulah, Agustus 1st Insya Allah kita akan buka website nya penerimaan lalu mendownload form dan mengisi persyaratannya. Lalu menunggu hasil hingga 6 september. Lalu bersiap-siap uji TKD jika lolos. Dan test-test lanjutan.

Persiapannya? Ya, hanya beberapa kali ikut test TKD di situs BKN dan beberapa soal simulasi online. Dan Minta keluarga : Ibu, Bapak, Ummah & Saya untuk khatam Al-Qur’an 2 kali sebulan. Lillahi ta’ala, untuk menyemangati diri membaca Qur’an juga dan barokahnya semoga urusan ini diberikan hasil terbaik. Andai gagal, berarti itu yang terbaik dan agar saya bersabar. Karena kegagalan pun bukan berarti saya enggak kompeten. Itu sudah qadarullah. Dan jika berhasil, itu berarti yang terbaik dan semoga saya jadi insan bersyukur. Karena itu karunia Allah, bukan karena amal dan ikhtiar saya.

Personally, udah 7 tahun di dunia industri pada akhirnya saya bertemu pada titik mentok, jenuh dan lelah. Meski seharusnya, saya terus survive seperti yang harus saya lakukan seandainya gagal di seleksi ini. Saya harus nambah ilmu lagi dan leih aktif dalam berkomunikasi. Insya Allah.

 

2 tanggapan untuk “Persiapan Ikut Seleksi CPNS Kemenkumham”

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.